MUSIRAWAS– Persoalan parit gajah yang dibuat PT Evans Lestari di atas lahan milik warga diduga bakal sulit menemukan titik temu penyelesaiannya.
Pasalnya pernyataan warga yang mengatakan pembuatan parit gajah di lahan warga tanpa kompensasi dan menyulitkan akses ke kebun, serta berdasarkan pantauan wartawan di lapangan dikhawatirkan merendam kebun warga, berbeda dengan keterangan pihak PT Evans Lestari.
Manager PT Evans Lestari Kriswandi kepada beritakito.com mengatakan,
pihaknya berani membuat parit tersebut karena adanya kesepakatan dengan pemilik lahan dan sudah diganti rugi.
“Semuanya sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik lahan dan diganti rugi,” kata Kriswandi, Senin (13/1/2025).
Kriswandi juga membantah bahwa pembuatan parit tersebut memutuskan akses masyarakat pergi ke kebun menjadi sulit.

Menurut Kriswandi, jalan yang terhalang parit tersebut bukan satu satunya akses warga ke kebun, melainkan ada jalan alternatif lainnya.
” Tidak semua kita tutup pak, masih ada kita dibuatkan jalan, dan niat kita buat parit gajah agar tidak ada lagi maling yang selama ini posisi buang kita banyak hilang. Dimana oknum oknum yang melakukan maling,tetapi sering yang kena imbas adalah desa,” jelasnya.
Kriswandi juga menyatakan bahwa parit yang dibuat oleh PT Evans Lestari di wilayah Desa Leban Jaya ini bukanlah kategori parit gajah.
“Kalu parit gajah berukuran besar dan lebar mencapai Empat meter. Parit gajah PT Evans Lestari saat ini hanya ada di Desa Mana Resmi dan Desa Bumi Agung,” kata dia.
Dikatakannya, pembuatan parit tersebut, selain untuk menghindari pencurian,juga untuk mengaliri air ke lahan mereka yang berada di hilir aliran air tersebut.
“Aliran air dari parit gajah ini berakhirnya di Sungai, semuanya sudah teraliri ke sungai,” katanya.
Sementara itu sebelumnya diberitakan, pembuatan parit gajah oleh PT Evans Lestari ini memutuskan akses jalan warga yang ingin pergi ke kebun. Warga menjadi susah ke kebun dan mengeluarkan hasil bumi karena terhalang parit gajah.

Warga juga merasa sangat dirugikan karena pembuatan parit gajah di atas lahan warga ini belum ada kompensasi.
Buntutnya, warga mengadukan nasibnya kepada pemerintah desa agar difasilitasi untuk penyelesaian terbaik.
Pantauan wartawan beritakito.com di lokasi, parit gajah yang dibuat PT Evans Lestari ini diduga tidak ada perencanaan yang matang.Pasalnya, di hilir aliran air dari parit gajah tersebut tidak ada sungai atau embung untuk menampung air. Jika volume debit air melimpah disertai intensitas curah hujan yang tinggi, bukan tidak mustahil dapat mengakibatkan banjir dan merendam kebun warga yang berada dihilir akibat pembuangan air dari parit gajah ini.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas, Kgs Effendi Ferry belum dapat dimintai tanggapannya terkait persoalan ini.
Dihubungi melalui nomor WhatsApp pribadinya tidak aktif.(tim beritakito.com)