MUSIRAWAS– Ternyata, pembuatan parit gajah dilakukan PT Evans Lestari yang mencaplok lahan warga, tidak melibatkan tim desa sebagai perpanjangan tangan pemerintah desa Leban Jaya Kecamatan Tuah Negeri Kabupaten Musi Rawas yang mempunyai wilayah.
Ironisnya, pembuatan parit gajah tersebut terkesan dipaksakan oleh pihak perusahaan, tanpa melibatkan dan koordinasi dengan pemerintah desa.
Kepala Desa Leban Jaya Pirdaus dikonfirmasi wartawan beritakito.com, Selasa (14-01-2025), membenarkan jika pembuatan parit gajah di atas lahan warga oleh PT Evans Lestari tersebut tidak berkoordinasi kepada pihaknya.
“Iya benar tidak ada koordinasi. Saya selaku kepala desa baru mengetahui adanya pembuatan parit gajah tersebut setelah adanya laporan warga yang memiliki lahan dan meminta kepada pemerintah desa untuk menyelesaikannya,” kata Pirdaus.
Dikatakan Pirdaus, seyogyanya sebelum perusahaan membuat parit, semestinya berkoordinasi dahulu dengan pihak desa termasuk membahas dampak dari pembuatan parit gajah tersebut.
“Ini lahannya dibebaskan saja belum, tahu tahu sudah dieksekusi,” katanya.
Belum lagi dampak dari aliran air dari parit gajah yang berada dihilir,belum tembus ke sungai pembuangan, masih melewati lahan warga lainnya.
“Karena belum tembus ke sungai dipastikan air dari parit gajah ini akan mengenang di lahan warga yang berada di hilir,” katanya.
Sebelumnya manager perkebunan PT Evans Lestari Kriswandi mengatakan,
pihaknya berani membuat parit tersebut karena adanya kesepakatan dengan pemilik lahan dan sudah diganti rugi.
“Semuanya sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik lahan dan diganti rugi,” kata Kriswandi.
Kriswandi juga membantah bahwa pembuatan parit tersebut memutuskan akses masyarakat pergi ke kebun.
“Tidak semua kita tutup pak, masih ada kitaΒ dibuatkan jalan, dan niat kita buat parit gajah agar tidak ada lagi maling yang selama ini posisi buang kita banyak hilang. Dimana oknum oknum yang melakukan maling,tetapi sering yang kena imbas adalah desa,” jelasnya.
Dikatakannya, pembuatan parit tersebut, selain untuk menghindari pencurian,juga untuk mengaliri air ke lahan mereka yang berada di hilir aliran air tersebut.
“Aliran air dari parit gajah ini berakhirnya di Sungai, semuanya sudah teraliri ke sungai,” katanya.
Namun ketika kembali dikonfirmasi wartawan beritakito.com, Selasa (14-01-2025), terkait proses pembuatan parit gajah di lahan warga tersebut belumΒ ada kompensasi dan tidak melibatkan pemerintah desa serta pembuangan air dari parit tersebut tidak sampai ke sungai, Kriswandi tidak memberikan komentar.
Namun Kriswandi bersedia mengajak wartawan beritakito.com untuk sama – sama cek ke lapangan.
“Kapan ada waktu (cek lokasi,red), besok pagi gimana,”katanya.(tim beritakito.com)